Perbedaan BIOS, CMOS dan UEFI Lengkap [Part 1]

Artikel tulisansamsul ini akan menunjukan perbadaan antara BIOS, CMOS, dan UEFI. Kalo PC kamu error terus kamu minta tolong sama orang biasanya yang jadi andalan adalah clear CMOS atau reset BIOS. Memang apa bedanya?

BIOS dan CMOS adalah dua istilah yang sering dipakai bergantian. Tapi, apakah mereka mempunyai makna yang sama, terus apa hubungannya dengan UEFI!.

Pada artikel ini, kita akan bahas BIOS, CMOS, dan UEFI. Sebenarnya mereka itu apa dan kita akan semakin faham perbedaannya.

Perbedaan

Ada beberapa keunggulan UEFI dibandingkan BIOS seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

1-perbedaan-bios-dan-uefi

Gambar berikut menunjukkan perbedaan antara BIOS dan UEFI saat booting:

2-perbedaan-antara-BIOS-dan-UEFI-saat-booting

Bootloader adalah antarmuka antara perangkat keras dan sistem operasi (OS). Salah satu keunggulan UEFI adalah proses secure booting menggunakan safe boot loader. Fitur ini mencegah akses jahat, memungkinkan pemantauan dan kontrol jarak jauh selama proses booting .

BIOS

3-indows-boot-screen-bios

BIOS atau Basic Input Output System ini adalah low level program yang tertanam didalam motherbord yang tugasnya mengenali semua hardware yang terpasang sebelum motherbord ini melanjutkan proses untuk ke OS. Jadi, saat kamu menyalakan komputer, dan ternyata dari BIOS mendeteksi ada harware yang tidak beres, maka dia akan memberi pemberitauan dan tidak akan melanjutkan proses untuk masuk ke OS (Operating System).

Saat BIOS menemukan kesalahan pada hardware, maka dia akan memberi tahu bahwa ada hardware yang tidak berfungsi. Ada beberapa cara pemberitauan, seperti muncul tulisan pada layar laptop kamu, atau bisa juga dengan LED Debug Code. 

4-LED-CMOS

Jadi jika di motherbord kamu ada seperti kotak LED, itu angkanya bisa berubah-rubah huruf dan angka, yang menandakan kode error yang muncul itu hardware apa!. Tapi, kalo motherbord kamu tidak mempunyai debug LED ini, biasanya akan mucul suara Beef, jika motherbord kamu tidak ada speakernya, kamu bisa pasang speaker kecil atau biasa disebut dengan nama Bazer.

5-buzzer

Didalam BIOS kita dapat melakukan banyak seting, dari yang paling simpel mengatur jam dan tanggal, mengatur kecepatan CPU, mengatur urutan pendeteksian hard disk SSD, mengatur sleep, shutdown, power up dan banyak sekali yang bisa atur didalam BIOS. Nah, setingan yang sudah atur didalam BIOS, akan disimpan di memori chip yang terpisah yang disebut dengan CMOS (Complementary Metal Oxide Semi Conductor). Jadi, CMOS dan BIOS adalah dua barang yang berbeda, BIOS adalah chip untuk menyimpan firmware, sedangkan CMOS adalah chip untuk menyimpan settingan BIOS. Jadi, bisa di ibaratkan, bios adalah Operating Systemnya, dan cmos adalah storage untuk menyimpan data kerjaan kita.

Saat terjadi error pada komputer, dimana tiba-tiba tidak mau masuk ke Windows, biasanya ada kesalahan dalam pendeteksian hardware, entah ada yang tidak terdeteksi, atau bios nya sendiri yang error mendeteksi. Misalkan, storage drive kita yang berisi Windows tidak terdeteksi di urutan pertama. Akhirnya komputer tidak bisa masuk ke dalam Windows. Jika memang tidak kerusakan hardware, maka yang perlu kita lakukan adalah mereset data yang tersimpan didalam CMOS, karena kemungkinan ada error pada data yang tersimpan disitu. Jadi setelah kita mereset CMOS, diharapkan BIOS akan mendeteksi ulang hardware kita dari Nol lagi.

CMOS

6-CMOS-setup

Hampir sama seperti RAM, CMOS adalah Memori Volatile yang artinya dia butuh suplai untuk bisa menyimpan data. RAM yang tertanam didalam komputer, hanya bisa menyimpan data selama komputer dalam keadaan menyala. Begitu komputer dimatikan, maka data didalam RAM akan terhapus semua. Sedangkan CMOS, masih punya backup daya yang berasal dari baterai kecil yang tertanam di motherbord. 

7-baterai-CMOS

Fungsinya adalah agar saat komputer dimatikan, maka CMOS masih suplai daya dari baterai untuk bisa tetap menyimpan data dari BIOS. Untuk menghapus data yang tersimpan didalam CMOS, yang perlu kita lakukan adalah memotong suplai listrik yang mensuplai CMOS tadi. Ada dua cara untuk melakukan hal itu.

8-PIN-CLR-CMOS

Pertama adalah dengan menghubungkan dua pin clear CMOS yang ada di motherbord, tergantung motherbord kamu, ada yang harus dihubungkan dengan obeng, tapi ada juga yang sudah memberi pin konektor untuk clear CMOS.

9-PIN-CONNECTOR

Kedua adalah dengan mencabut baterai CMOS. Jadi baterai kancing yang ada di motherbord, kamu lepas saja terus kamu tunggu, mungkin membutuhkan waktu sekitar 5 menit atau lebih. Sesudah itu pasang lagi, yang penting kamu sudah memastikan bahwa semua daya listrik yang mensuplai CMOS sudah habis.

10-baterai-kancing-CMOS

BIOS sudah dipakai pada tahun 80-an, dan walaupun sudah banyak di update, tapi ternyata perkembangan teknologi sudah jauh melampaui teknologi BIOS. Contohnya, BIOS tidak bisa booting dari storage drive yang dari dua terabyte. Padalah sekarang orang sudah umum memakai hard disk 3 tera atau lebih. Kemudian BIOS cuma bisa bekerja dengan mode CPU 16-bit yang hanya bisa menggunakan satu MB RAM. Dengan keterbatan ini, BIOS tidak bisa mendeteksi banyak hardware sekaligus. Padahal sekarang motherbord modern, hardware yang terpasang itu sudah banyak, tidak hanya CPU dan RAM, tapi hard disk, SSD, JPU, LAN Card, audio Card dan sebagainya. Otomatis, hal ini akan menyebabkan proses booting semakin lambat, karena semua hardware ini harus ngantri satu-satu untuk bisa dideteksi oleh BIOS.

Sebenarnya Intel sudah sejak lama mempersiapkan pengganti BIOS, mereka sudah mengembangkan Extensible Framework atau IEFI di 1998, tapi baru ditahun 2006, Apple lah yang pertama kali memutuskan beralih menggunakan IEFI dan belum di ikuti oleh pabrikan PC lainnya. 

12-1998-EUFI

UEFI

11-secure-boot

Baru di tahun 2007, AMD, Intel, Microsoft dan pabrikan PC lainnya mulai bersepakat untuk pakai Unified Extensible Framework Interface atau UIEFI. Bisa dibilang komputer buatan tahun 2007 kesini, sudah tidak pakai BIOS lagi karena sudah beralih ke UEFI, tapi karena istilah BIOS sudah dipakai selama puluhan tahun, maka sampai sekarang sebutan BIOS masih tetap dipakai supaya orang-orang tidak bingung, padahal yang terinstall adalah UEFI bukan BIOS. Terus apa bedanya dengan BIOS!. Sangat banyak. Yang pasti sudah tidak ada lagi batasan dua terbyte untuk UEFI secara teori dia bisa mendeteksi hingga 9,4 zetabyte. Kemudian UEFI sudah bisa menjalankan dalam mode CPU 32 dan 44-bit, artinya ruang memori yang dipakai oleh UEFI lebih besar, yang efeknya jelas, proses booting akan semakin cepat karena UEFI bisa mendeteksi banyak hardware sekaligus.

Kemudian dengan ruang memori yang lebih besar ini, tampilan UEFI juga mendapat perubahan besar, jika sebelumnya BIOS selama puluhan tahun terpaku dengan layar biru dan cuma di control dengan keyboard, UEFI sekarang tampil dengan jauh lebih menarik, warnanya bukan Cuma biru, tapi bisa diganti-ganti dengan warna lain sesuai dengan selera pabriknya. Terus untuk control juga sudah tidak terpaku dengan keyboard, tapi juga bisa di control dengan mouse. Bahkan tidak sedikit motherbord yang resolusi full HD untuk antar muka UEFI.

Selain tampilan menarik dan proses booting yang lebih cepat, ternyata UEFI masih punya mode fastboot bahkan ada yang sudah mempunyai ultra fastboot. Semakin fast kamu memilih, maka semakin banyak proses pengenalan hardware yang di lompati, agar sistemnya bisa langsung skip ke OS. Cuma mode fast ini mempunyai kelemahan, untuk masuk UEFI biasanya kita harus tekan Del atau f2 saat menyalakan komputer. Nah karena proses ini di skip diawal, maka kita tidak masuk ke UEFI setting, kecuali kita masuk dulu ke dalam Windows dan baru masuk ke UEFI saat restart Windows. Untuk caranya kamu bisa googling. Yang jadi masalah adalah jika terjadi kesalahan saat pengenalan hardware, maka kamu tidak masuk ke UEFI setting dan kamu tidak masuk ke Windows. Jadi kamu akan berhenti di layar hitam. Dan untuk mengatasi masalah ini Cuma satu yang bisa kamu lakukan yaitu dengan clear CMOS. Jadi walaupun sudah memakai UEFI, CMOS masih tetap ada.

Pada fitur kedua ini ada yang namanya secure boot artinya UEFI akan melakukan validasi operating system sebelum lanjut ke proses booting. Jadi, jika ada virus atau malware, maka UEFI idealnya bisa menghentikan proses booting agar virus tersebut tidak menyebar. Tapi kayaknya kita tidak bisa mengharapkan fitur ini karena pada prakteknya, virus dan malware tetap saja berkeliaran pada Windows.

Selain itu UEFI sudah support networking. Apa sih fungsinya connect internet UEFI, yang jelas kamu sudah bisa update firmware langsung dari UEFI, Ini istilah jadulnya adalah update BIOS. Jadi kalau dulu kamu update BIOS harus download file, terus pakai dengan flashdisk dan seterusnya. Sekarang, kamu bisa langsung connect internet lewat UEFI dan langsung update firmwarenya.

Selain itu, fitur yang networking ini juga berfungsi untuk remote control UEFI. Jadi kalau dulu pakai BIOS atau akan setting BIOS, kamu harus duduk didepan komputer, sekarang semua bisa kamu lakukan lewat remote, dari jarak jauh pakai internet control lewat komputer di tempat lain. Tapi fitur ini tidak semuanya ada di motherbord. Jadi kamu cek lagi manual motherbord kamu apakah support fitur ini atau tidak.

Secara singkat saat ini BIOS sudah tidak ada lagi. Dia sepenuhnya dijadikan oleh UEFI. Tapi jangan salah, masih ada hardware yang Cuma bisa jalan under BIOS, salah satunya adalah yang berhubungan dengan storage. Tadi kita sudah bahas bahwa BIOS punya batasan dua terabyte untuk boreal drive. Hal ini disebabkan karena BIOS masih menggunakan sistem MBR atau Master Boot Record untuk booting ke dalam operating system. Kalau hard disk atau SSD kamu masih menggunakan sistem MBR ini, maka kamu tidak akan bisa masuk ke Windows lewat UEFI. Karena UEFI sudah beralih ke GBT atau GUID Partition Table. Nah untuk bisa masuk Windows dengan hard disk MBR ini, kamu bisa mengaktifkan mode legacy didalam UEFI. Legacy ini artinya kita memerintahkan system untuk bisa bekerja menggunakan hardware lama yang masih memakai sistem MBR tadi. Soal GPT dan MBR ini akan kita bahas di artikel selanjutnya. 

Sebagian error hardware bisa terdeteksi oleh BIOS atau UEFI, dan biasanya mereka akan memberikan pesan apa yang error. Tapi permasalahannya, tidak semua faham apa yang disampaikan oleh BIOS dan UEFI. Nah jika kamu tidak faham saat terjadi error sama laptop, kasih saja ke tukang service yang terpercaya daripada nanti kamu salah deteksi terus salah beli hardware pengganti. Atau jika kamu mau sabar, banyak-banyak belajar, banyak membaca buku, banyak tanya orang dan lain sebagainya.

Baik mungkin itu saja artikel ‘singkat’ tentang BIOS, CMOS dan UEFI. Semoga menambah pengetahuan dan banyak-banyak ilmu. Terima kasih.

Catatan editor: Artikel ini awalnya diterbitkan pada 19 Agustus 2021, dan diperbarui tanggal 15 April 2023 untuk mencerminkan perubahan yang dibuat dalam Pembaruan.

Lebih banyak sumber daya Windows

Untuk artikel yang lebih bermanfaat, cakupan, dan jawaban atas pertanyaan umum tentang Windows 10 dan Windows 11, kunjungi sumber daya berikut:

Windows 11 di Tulisan Samsul - Semua yang harus kamu ketahui

Windows 10 di Tulisan Samsul - Semua yang harus kamu ketahui

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url